Kota semarak lubang-lubang jalanan. Susah untuk mencari jalan aman di Bengkulu. Tidak berlebihan, karena pada kenyataannya sepanjang jalan utama khususnya di kota Bengkulu tidak ada yang terbebas dari lubang. Perbaikan hampir tidak pernah dilakukan. Kalaupun ada, cuma sekedar tambal sana tambal sini. Ibarat ban motor yg sudah pernah bocor, umurnya tidak lama, belum lagi satu tahun, sudah bolong lagi, makin besar pula!
Entah siapa yang harus dimintai pertanggungjawaban. Semuanya saling melempar tanggung jawab. Kata orang kota, ini punya provinsi, nah kata orang provinsi ini milik kota. Mana yang benar? mana saya tahu. Yang pasti tidak bisa berjalan nyaman di Bengkulu.
Lihat saja jalan sepanjang kawasan Tebeng. Mulai dari Panorama-Tebeng-Sawah Lebar sampai ke Stadion, semuanya hancur berkeping-keping. Diperbaiki sebentar, sudah hancur lagi. Bagaimana bisa tahan, kalau cuma ditempel ala kadarnya. Apa mungkin kendaraan di Bengkulu sudah terlalu banyak, jadinya jalanan yang ada tidak kuat lagi menanggung bebannya.
Hal yang sama juga dialami jalan di Surabaya, Sukamerindu, Lingkar Barat, Hibrida dan masih banyak lagi lokasi. Pokoknya susah mencari jalan yang sehat di Bengkulu.
Tanah Patah, mungkin karena jalan ini bakal dilewati pejabat dari pusat jika akan menuju pusat kota, makanya lumayan terjaga. Tapi di beberapa titik masih ada juga yang berlubang ataupun bergelombang. Lumayan mengganggu kecuali bila menggunakan mobil mewah yang bisa meredam getaran menjadi tidak terasa. Padahal ini lah jalanan yang paling nyaman digunakan karena terasa sejuk dengan naungan pohon-pohon pelindung. Maklum kami hanya menggunakan motor yang selalu siap diguyur hujan ataupun dihajar terik matahari.
Ini sekedar ungkapan perasaan sebagai seorang warga Bengkulu. Tidak bermaksud menghujat, ataupun menyalahkan sesuatu. Tapi inilah Bengkulu, yang pernah menjadi penyelenggara event akbar, MTQ Nasional 2010. Bengkulu memang telah menjadi tuan rumah di tengah kota seribu lubang... (AMH)
No comments:
Post a Comment